Sabtu, 30 Januari 2016

the Biggest ALHAMDULILLAH

Mimpi, 
usaha,
mimpi,
berdoa,
mimpi,
cita-cita,
mimpi,
masa depan,
mimpi,
tujuan

Pagi itu, aku bangun seperti biasanya. 05.45 matahari sudah mulai tersenyum. Ah,aku harus bersegera mengambil air wudu, Astaghfirullah... setiap hari aku seperti itu... Aku harus berangkat pagi, untuk ikut pengayaan persiapan UN, setiap pagi aku harus siap diomelin mamah karena aku terlalu lelet dan bangun siang terus. Sekolah ku 1800 detik dari rumah, itupun kalau tidak macet.
Saat itu, setiap detik aku selalu memikirkan apa cita-cita ku? aku ingin jadi dokter. Tapiiii,, aku merasa tidak pantas. memangnya ada ya dokter yang lelet, malas, teledor, pelupa, berantakan, jijik-an sepertiku? Disela-sela omelan mamah, mamah selalu bercerita kalau dulu ia sangat rajin.. ia harus sangat disiplin karena sejak kecil sudah jauh dari Mimi dan Kiki dan saat kuliah mamah memilih akper berasrama dengan didikan tentara.

Aku??
Aku apa???
Belajar saja gak cukup buat jadi orang sukses di masa mendatang. Oke, aku akan ikuti saran guru agama di sekolah ku, Insan Cendekia Serpong adalah destinasi ku selanjutnya. Sekolah berasrama yang menyeimbangkan antara peljaran akademis dan pelajaran agama. Sejak saat itu, aku mulai mencari info-info tentang sekolah impian ku itu, aku pun berkicau tentang sekolah impian ku itu di blog ku tercinta. Tapi, ayah ku? ternyata ia tidak mengizinkan, entah apa alasannya.. Tapi ayahku tetap bersikukuh tidak membolehkanku mengenyam pendidikan di sekolah idaman ku itu. Baiklah, ku kesampingkan impian indah ku itu, kini aku ubah destinasi utama ku.
1.SMAN 6 Cirebon-akselerasi,
2. Man Insan Cendekia
3.SMAN 2 Cirebon
oke, aku sudah merasa cukup tenang saat bisa menjawab pertanyaan orang-orang 'SMA nya mau dimana?'

Aku belajar sangat gigih untuk menghadapi UN, agar kelak aku bisa masuk SMAN 2 Cirebon, aku juga bertanya ke senior yang sudah masuk akselerasi agar aku bisa tau bagaimana bisa diterima disana, MAN Insan Cendekia Serpong? mereka yang aku tanya tentang IC, mereka semua langsung lesu.. katanya hanya kemungkinan kecil sekali diterima disana. Aku pun ikut lesu, Ya Allah Tuhanku, mereka yang jenius dan rajin saja tidak diterima apalagi aku.. entahlah aku ternyata belum bisa tenang, arah tujuan ku masih buram. Mamah bilang, yang penting doa dan usaha aja dulu Insya Allah, Allah pasti kasih jalan yang terbaik'

Oke, UN telah berlalu dan kini aku megetahui hasilnya. Alhamdulillah... NEM tertinggi di SMPN 5 Cirebon, tapi hal itu tidak membuat ku senang. aku justru semakin stress dan selalu memikirkan mau kemana aku?? aku tidak boleh menyesal nantinya dan salah dalam melangkah. Aku iri kepada temen-temanku yang sudah sangat mantap akan tujuannya, dan aku? masih seperti air di daun talas.
Test IQ kelas akselerasi SMAN 6 aku ikuti. oke pilihan ku sangat mantap, aku bernegosiasi dengan ayah ku. Aku ikuti keinginannya, kalau aku diterima di SMAN 6 Cirebon dan Man Insan Cendekia, aku akan pilih SMAN 6 Cirebon walau sebenarnya aku akan sangat menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan itu, kalau Man Insan cendekia dan SMAN 6 Cireobon tidak diterima maka aku pilih SMAN 2 Cirebon. "Yah, berarti kalau anum keterima di Man Insan Cendekia Serpong, tapi ga diterima di SMAN 6 Cirebon ayah harus turuti kemauan anum ya!". Ayah hanya berlalu dan tidak menjawabnya.

Baiklah, berbekal penasaran ku tentang tes seleksi MAN Insan Cendekia Serpong ditambah ayah yang tidak merestui, aku berangkat sendiri ke Bandung untuk ikut seleksi. Aku diantar adik mamah ku yang begitu perhatian padaku ke tempat tes saat di Bandung. Sebagian besar siswa diantar keluarganya masing-masing. semua tampak bahagia. Tapi aku? peserta tes yang lain tampak sangat menyiapkan dengan belajar serius dan giat untuk menghadapi tes ini. tapi aku? aku sengaja tidak belajar, karena aku tau sepertinya tidak mungkin aku diterima, dan sebenarnya aku lebih berharap tidak diterima. Agar aku tidak merasa bersalah pada ayah ataupun merasa menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan.
Tuhanku YA ALLAH,, aku serahkan semua padamu. berikan saja yang terbaik. Ya Allah, aku belum punya pendirian, jangan sampai kau buat aku salah mengambil keputusan, perjelas lah jalanku.

Baiklah hari diumumkan hasil test MAN INSAN CENDEKIA SERPONG pun tiba. Alif, teman sekolahku yang juga mengikuti test IC langsung mengingatkan ku untuk membuka pengumumannya. Aku lesu. Biar saja tak usah dibuka.
Malamnya, aku diliputi kegelisahan.. baiklah aku putuskan aku harus membuka hasil nya. AAAA Alhamdulillah aku diterima. tapi aku harus tetap menunggu pengumuman aksel.
ya, aku tidak diterima di aksel, IQ ku sangat tidak mencukupi. baiklah mungkin ini jalan terbaik yang Allah berikan. Tapi ayah?? Ayah tetap tidak mengijinkan. Ayah bilang aku harus sekolah di SMAN 2 Cirebon, Ayah kemudian memberitahu alasannya, aku baru sadar. tapi aku tetap kecewa. aku menangis selama 5 hari 5 malam berturut-turut. mataku sembab poipiku bengkak, hidungku berair, keadaanku sangat kacau. aku melempar semua barangku dan menangis sesedih-sedihnya.. Aku kekang diriku di kamar, dan keluar kamar hanya saat tidak ada orang di rumah. Mamah ku pun berkali-kali menangis, melihat keadaan ku yang seperti ini. Aku sungguh kecewa, aku tidak ingin hasil kerja keras ku 3 tahun hanya terbalas oleh masuk sekolah yang tidak aku suka. Aku yakin jawaban yang Allah berikan adalah MAN Insan Cendekia Serpong, aku merasa seperti diterbangkan ke langit lalu dijatuhkan ke dasar palung yang dalam dan sempit. aku takut durhaka jika aku tidak menuruti perintah orangtua. Dan alasan mereka pun memang sangat masuk akal. Aku rasa aku memang harus lebih dewasa, dan berpikir realistis. aku akan katakan pada mamah, bahwa aku akan bersekolah di SMAN 2 Cirebon. Tapi, entah mengapa saat aku keluar dari kamar Mamah menanyakan apa saja yang aku perlukan untuk sekolah disana? apa ini? benarkah? Mamah mengijinkanku? Tuhan... Alhamdulillah.......

Dan kini aku sudah ada disini. ditempat super ideal, dengan beribu peraturan dan tugas yang setia mengikuti ku kemanapun aku pergi. Disinilah, aku akan merajut asa ku, menggapai mimpi ku, menangkap cita-citaku. Mamah, Ayah... aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku akan menjaga amanah yang sudah kalian beri untukku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar