Kamis, 04 Februari 2016

Hipotesis Masuknya agama dan kebudayaan ******

Assalamuálaikum kawan….  Ohayou gozaimasu!!! Pagi-pagi gini hanum udah dapet tugas nih, yaaa apalagi kalau bukan ngeblog dan mosting. Walau sebenernya Hanum lagi lemess nih.. gatau kenapa, terlalu banyak pikiran kali ya? Sampe badan sakit semua dan panas gini..
Huftt… sudah lah.. maaf ya malah jadi curhat.. :D

Okeyy,, kali ini Hanum mau jelasin tentang teori masuknya agama dan kebudayaan hulahulahula dan agama blablablabla… agama apa hayooo?
Nih hanum kasih ciri-cirinya yaa :
Agama  yang pertama
·         Muncul di India antara tahun 3102 SM- 1300 SM.
·         Merupakan agama tertua di dunia
·         Tumbuh bersamaan masuknya bangsa Arya yang mendesak bangsa Dravida
·         Kemudian, terjadi pencampuran antara kebudayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida melahirkan kebudayaan hulahulahula..
Ada yang bisa tebak? Yappp benar sekali, agama Hindu….
Agama yang kedua
·         Perkembangan lebih lanjut dari agama Hindu
·         Nama agama ini merupakan sebutan bagi seseorang yang telah mendapat pencerahan
Kira-kira apa ya? Oke, benar sekali… agama Budha.
Ilustrasi Budha yang sedang mendapat pencerahan di Pohon Bodhi

Kita langsung masuk ke hipotesis nya yaa..

1.    Teori Waisya
Pencetus teori ini adalah N.J Krom.Teori Waisya adalah teori yang menyatakan bahwa golongan waisya lah yang yang menyebarkan agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia. Waisya sendiri merupakan kasta untuk kelas pedagang. Memang dizaman dahulu golongan terbesar dan yang pertama kali menetap di Indonesia adalah pedagang. Pedagang tersebut selain berdagang juga memperkenalkan agama Hindhu Budha di masyarakat nusantara. Mengapa pedagang India memilih menetap? Karena jalur pelayaran pada masa itu masih sebatas mengandalkan angin musim. Nah, selama para pedagang itu menetap, otomatis akan ada rasa sepi di hatinya. * sama dong -,-* Oleh karena itu,  untuk mengisi ruang di hati,#eaa akhirnya para pedagang India memilih untuk melakukan perkawinan dengan  penduduk pribumi. Jadi masuklah budaya dan agama India di Indonesia. Inilah yang dimaksud teori Waisya. 
Kelemahan Jika yang berperan dalam penyebaran kebudayaan adalah para pedagang, seharusnya pusat kebudaan hanya ada di wilayah perdagangan atau pelabuhan-pelabuhan. Namun kenyataannya, pengaruh kebudayaan Hindu banyak terdapat di Pedalaman.

2.    Teori Ksatria
Ada tiga hipotesis dari para ahli bagaimana kebudayaan India dan agamanya menyebar ke Indonesia melalui golongan ksatria, Hipotesis ksatria sangat menekankan pada semangat golongan ksatria untuk berpetualang.

a. Teori Ksatria menurut C.C Berg

Penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha menurut C.C Berg adalah para petualang dari golongan ksatria. Para Ksatria ini beberapa ada yang terlibat konflik perebutan wilayah antar suku-suku di Indonesia. Para ksatria ini membantu memenangkan salah satu kelompok suku yang bertikai.  Sebagai rasa terimakasih atas kemenangan itu, kepala suku memberikan hadiah berupa janji akan menikahkan salah seorang putrinya. Dari teori ini memudahkan bagi para ksatria untuk menyebarkan tradisi Hindu-Buddha. Hal ini karena ia telah menikah dengan anak kepala suku, yang  saat itu kepala suku memang dibapakkan oleh anggota suku. Sehingga pengaruh Hindu-Buddha mudah diterima masyarakat.

b.    Teori Ksatria menurut Mookerji

 Menurut pendapatnya, justru tentara Indialah yang membawa pengaruh keberadaan Hindu-Buddha dimasa lalu. Para ksatria ini membangun koloni dan ekspansi yang terus berkembang hingga menjadi kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan di India.

c.    Teori Ksatria J.L. Moens

Teori ini lebih menitik beratkan bagaimana menghubungkan proses-proses terbentuknya kerajaan di Indonesia pada awal abad ke 5 dengan apa yang terjadi di India di waktu yang sama. Pada saat abad kelima, banyak kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Karena dalam kehancuran, para ksatrianya melarikan diri ke Indonesia. Mereka terus berkembang di Indonesia hingga menjadi kerajaan.

Teori ini kurang meyakinkan, dan mempunyai kelemahan. Kelemahan Teori Ksatria:

1.    Para ksatria tidak menguasai huruf pallawa dan Sanskerta

2.    Kalau memang terjadi peristiwa penaklukan daerah di Indonesia oleh kerajaan di India, maka sudah pasti dicatatkan dalam bukti prasastinya. Namun sampai sekarang tidak ada. Kalaupun ada, misal prasasti Tanjore, yang menceritakan penaklukan kerajaan Sriwijaya oleh kerajaan Cola di India, tidak memenuhi syarat. Karena prasasti tersebut dibuat pada abad ke 11, sedangkan bukti-bukti yang harus diperlukan harus dibuat pada waktu yang jauh lebih awal.

3.    Tidak ditemukan perkawinan antara penduduk pribumi dengan ksatria

Secara keseluruhan, teori-teori diatas kurang benar. Pertama, karena kebudayaan India asli telah mengalami akulturasi, sehingga kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia berbeda dengan di India. Kedua, hanya kaum Brahmana yang boleh mengajarkan agama.

3. Teori Brahmana
Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur ini, bahwa para Brahmana datang dari india ke indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di india.
Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di indonesia, terutama prasasti-prasasti berbahasa sanskerta dan huruf Pallawa. Di inida, bahasa dan huruf itu hanya di gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya.
Tapi teori ini pun diragukan kebenarannya, alasannya adalah kendati benar hanya para Brahmana yang dapat membaca dan menguasai Weda, tetapi para pendeta hindu itu pantang menyebragi lautan.

4. Teori Arus Balik
Menurut teori yang dikemukakan oleh G. Coedes ini, berkembangnya pengaruh dan kebudayaan india ini dilakukan oleh bangsa indonesia sendiri. Bangsa indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung keindia seperti mempelajari agama hindu dan buddha. Sepulangnya dari india, mereka membawa serta pengetahuan tentang agama dan kebudayaan india.

Banyak orang yang lebih meyakini teori arus balik, bahwa agama hindu masuk ke indonesia karena dibawa oleh orang indonesia, yang mempelajarinya ketika mereka berada di india untuk berbagai keprluan. Meski demikian, sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi untuk memperkuat kebenarannya.


Sementara itu sekitar abad ke-5 agama buddha mulai di kenal di indonesia. Pada akhir abad ke-5 seorang biksu india mendarat di sebuah kerajaan di jawa, tepatnya di jawa tengah. Pada akhir abad ke-7, I Tsing penziarah buddha dari tiongkok, berkunjung kepulau sumatra kala itu disebut Swarnabhumi, tepatnya di kerajaan Sriwijaya, ia menemukan bahwa Buddhisme di terima luas oleh rakyat, dengan Sriwijaya sebagai pusat penting pembelajaran Buddhisme.


Pada pertengahan abad ke-8 jawa tengan berada dalam kekuasaan raja-raja Dinasti Syailendra yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbagai monumen buddha di jawa, seperti candi Borobudur, monumen ini selesai di bangun pada awal abad ke-9
http://www.sridianti.com/teori-arus-balik-hindu-buddha.html 

3 komentar:

  1. Di google sepi ham.. Seru mau ngetik kayagimana pun, gada anak IC yg liat....

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus