Assalamuálaikum kawan….
Ohayou gozaimasu!!! Pagi-pagi gini hanum udah dapet tugas nih, yaaa
apalagi kalau bukan ngeblog dan mosting. Walau sebenernya Hanum
lagi lemess nih.. gatau kenapa, terlalu banyak pikiran kali ya? Sampe badan
sakit semua dan panas gini..
Huftt… sudah lah.. maaf ya malah jadi curhat.. :D
Okeyy,, kali ini Hanum mau jelasin tentang teori masuknya
agama dan kebudayaan hulahulahula dan agama blablablabla… agama apa hayooo?
Nih hanum kasih ciri-cirinya yaa :
Agama yang pertama
·
Muncul di India antara
tahun 3102 SM- 1300 SM.
·
Merupakan agama tertua di
dunia
·
Tumbuh bersamaan masuknya
bangsa Arya yang mendesak bangsa Dravida
·
Kemudian, terjadi
pencampuran antara kebudayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida melahirkan
kebudayaan hulahulahula..
Ada yang bisa tebak? Yappp benar sekali, agama Hindu….
Agama yang kedua
·
Perkembangan lebih lanjut dari agama Hindu
·
Nama agama ini merupakan
sebutan bagi seseorang yang telah mendapat pencerahan
Kira-kira apa ya? Oke, benar sekali… agama Budha.
Ilustrasi Budha yang sedang mendapat pencerahan di Pohon Bodhi
Kita langsung masuk ke hipotesis nya yaa..
1. Teori Waisya
Pencetus teori ini adalah N.J Krom.Teori Waisya
adalah teori yang menyatakan bahwa golongan waisya lah yang yang menyebarkan
agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia. Waisya sendiri merupakan kasta untuk
kelas pedagang. Memang dizaman dahulu golongan terbesar dan yang pertama kali
menetap di Indonesia adalah pedagang. Pedagang tersebut selain berdagang juga
memperkenalkan agama Hindhu Budha di masyarakat nusantara. Mengapa pedagang
India memilih menetap? Karena jalur pelayaran pada masa itu masih sebatas
mengandalkan angin musim. Nah, selama para pedagang itu menetap, otomatis akan
ada rasa sepi di hatinya. * sama dong -,-* Oleh karena itu, untuk mengisi ruang di hati,#eaa akhirnya
para pedagang India memilih untuk melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi. Jadi masuklah budaya dan
agama India di Indonesia. Inilah yang dimaksud teori Waisya.
Kelemahan Jika yang berperan dalam penyebaran
kebudayaan adalah para pedagang, seharusnya pusat kebudaan hanya ada di wilayah
perdagangan atau pelabuhan-pelabuhan. Namun kenyataannya, pengaruh kebudayaan
Hindu banyak terdapat di Pedalaman.
2. Teori Ksatria
Ada tiga hipotesis dari para ahli bagaimana kebudayaan India
dan agamanya menyebar ke Indonesia melalui golongan ksatria, Hipotesis ksatria
sangat menekankan pada semangat golongan ksatria untuk berpetualang.
a. Teori Ksatria menurut C.C Berg
Penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha menurut C.C Berg adalah
para petualang dari golongan ksatria. Para Ksatria ini beberapa ada yang
terlibat konflik perebutan wilayah antar suku-suku di Indonesia. Para ksatria
ini membantu memenangkan salah satu kelompok suku yang bertikai. Sebagai rasa terimakasih atas kemenangan itu,
kepala suku memberikan hadiah berupa janji akan menikahkan salah seorang
putrinya. Dari teori ini memudahkan bagi para ksatria untuk menyebarkan tradisi
Hindu-Buddha. Hal ini karena ia telah menikah dengan anak kepala suku,
yang saat itu kepala suku memang
dibapakkan oleh anggota suku. Sehingga pengaruh Hindu-Buddha mudah diterima
masyarakat.
b. Teori Ksatria
menurut Mookerji
Menurut pendapatnya,
justru tentara Indialah yang membawa pengaruh keberadaan Hindu-Buddha dimasa
lalu. Para ksatria ini membangun koloni dan ekspansi yang terus berkembang
hingga menjadi kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan
perdagangan dengan kerajaan di India.
c. Teori Ksatria
J.L. Moens
Teori ini lebih menitik beratkan bagaimana menghubungkan
proses-proses terbentuknya kerajaan di Indonesia pada awal abad ke 5 dengan apa
yang terjadi di India di waktu yang sama. Pada saat abad kelima, banyak
kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Karena dalam kehancuran,
para ksatrianya melarikan diri ke Indonesia. Mereka terus berkembang di
Indonesia hingga menjadi kerajaan.
Teori ini kurang meyakinkan, dan mempunyai kelemahan.
Kelemahan Teori Ksatria:
1. Para ksatria
tidak menguasai huruf pallawa dan Sanskerta
2. Kalau memang
terjadi peristiwa penaklukan daerah di Indonesia oleh kerajaan di India, maka
sudah pasti dicatatkan dalam bukti prasastinya. Namun sampai sekarang tidak
ada. Kalaupun ada, misal prasasti Tanjore, yang menceritakan penaklukan
kerajaan Sriwijaya oleh kerajaan Cola di India, tidak memenuhi syarat. Karena
prasasti tersebut dibuat pada abad ke 11, sedangkan bukti-bukti yang harus
diperlukan harus dibuat pada waktu yang jauh lebih awal.
3. Tidak ditemukan
perkawinan antara penduduk pribumi dengan ksatria
Secara keseluruhan, teori-teori diatas kurang benar.
Pertama, karena kebudayaan India asli telah mengalami akulturasi, sehingga
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia berbeda dengan di India. Kedua, hanya kaum
Brahmana yang boleh mengajarkan agama.
3. Teori Brahmana
Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur ini, bahwa
para Brahmana datang dari india ke indonesia atas undangan pemimpin suku dalam
rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di
india.
Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa
peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di indonesia, terutama
prasasti-prasasti berbahasa sanskerta dan huruf Pallawa. Di inida, bahasa dan
huruf itu hanya di gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan
hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya.
Tapi teori ini pun diragukan kebenarannya, alasannya adalah
kendati benar hanya para Brahmana yang dapat membaca dan menguasai Weda, tetapi
para pendeta hindu itu pantang menyebragi lautan.
4. Teori Arus Balik
Menurut teori yang dikemukakan oleh G. Coedes ini,
berkembangnya pengaruh dan kebudayaan india ini dilakukan oleh bangsa indonesia
sendiri. Bangsa indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung
keindia seperti mempelajari agama hindu dan buddha. Sepulangnya dari india,
mereka membawa serta pengetahuan tentang agama dan kebudayaan india.
Banyak orang yang lebih meyakini teori arus balik, bahwa
agama hindu masuk ke indonesia karena dibawa oleh orang indonesia, yang
mempelajarinya ketika mereka berada di india untuk berbagai keprluan. Meski
demikian, sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi
untuk memperkuat kebenarannya.
Sementara itu sekitar abad ke-5 agama buddha mulai di kenal di indonesia. Pada akhir abad ke-5 seorang biksu india mendarat di sebuah kerajaan di jawa, tepatnya di jawa tengah. Pada akhir abad ke-7, I Tsing penziarah buddha dari tiongkok, berkunjung kepulau sumatra kala itu disebut Swarnabhumi, tepatnya di kerajaan Sriwijaya, ia menemukan bahwa Buddhisme di terima luas oleh rakyat, dengan Sriwijaya sebagai pusat penting pembelajaran Buddhisme.
Pada pertengahan abad ke-8 jawa tengan berada dalam kekuasaan raja-raja Dinasti Syailendra yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbagai monumen buddha di jawa, seperti candi Borobudur, monumen ini selesai di bangun pada awal abad ke-9
http://www.sridianti.com/teori-arus-balik-hindu-buddha.html
Wah aktifnya di google
BalasHapusDi google sepi ham.. Seru mau ngetik kayagimana pun, gada anak IC yg liat....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus