Kamis, 17 Maret 2016

aku shocked!!


Assalamuálaikum kawan!!! ketemu lagi nih sama hanum.. ada tugas sejarah lagi nih dari Pa Erwin, tapi sebelumnya hanum pengen curhat dulu ah.. hanum sedih nilai UTS sejarah paling kecil di kelas. Mungkin karena hanum cuma belajar sejarah pas pagi nya doang kali ya?! atau karena hanum yang kuper gitu gara-gara kurang tau tentang pengetahuan umum. Bisa juga gara-gara niat hanum yang emang tadinya mau melakukan seleksi alam. antara B.arab Quran Hadits dan Sejarah. At least, Hanum malah mengeliminasi sejarah.. T_T

OK, itu sudah berlalu. sekarang hanum mau jelasin tentang perbedaan Fatahillah dan Sunan Gunung Jati yang ternyata beda orang, beda roh, beda wujud, beda deh pokonya. Hanum sempet shocked nih guys, sebagai seorang Cirebon ASLIII REALLL dan darah keraton masih mengalir di pembuluh darah ini, Hanum kecewa nih setau Hanum yang hanum baca di LKS Bahasa Cirebon yang dulu dibenci dan sekarang Hanum menyesal membencinya dan ingin mempelajarinya lagi mengatakan bahwa Fatahillah itu julukan buat Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati. Ah, Hanum ngerasa ga berguna nih, buat apa eyang Hanum kasih nama Alifadiningrat kalau Hanum sendiri gak banyak tau tentang asal usul sejarah di Cirebon.

Dalam pelajaran sejarah, kita masih menemukan bahwa Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah, Fatahillah, Faletehan adalah nama atau sebutan untuk satu orang yang sama. Jadi Sunan Gunung Jati alias Fatahillah alias Syarif Hidayatullah, alias Faletehan alias Tagaril. Kesimpulan ini bersumber dari disertasi DR. Husein Djajadiningrat tahun 1913 yang menyatakan bahwa nama-nama itu merupakan sebutan untuk satu orang. Pendapat ini masih banyak memengaruhi para penulis sejarah. Menurut Edi S.Ekadjati dalam Seminar Sejarah Jawa Barat di Sumedang tanggal 21-23 Maret 1974 yang mengambil sumber dari Carita Purwaka Caruban Nagari, menyatakan bahwa nama tersebut merupakan nama dua tokoh yang berlainan. Makam kedua tokoh itu sama-sama ditempatkan secara berdekatan di Pasir Jati Bukit Sembung Cirebon. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568 sedangkan Fatahillah wafat tahun 1570. Berdasarkan Carita Purwaka Caruban Nagari dijelaskan bahwa silsilah Sunan Gunung Jati yaitu bahwa Nya Subanglarang ibu dari Nyai Lara Santang, nenek Sunan Gunung Jati adalah putri dari Ki Gede Tapa. Ratu Singapura dan penguasa pelabuhan Muara Jati. Nya Subang Larang lahir tahun 1404 dan menikah tahun 1422, kemudian dari pernikahannya lahir putri Nyai Lara Santang pada tahun 1426. Nyai Lara Santang menikah dengan Sultan Mahmud ari Mesir. Dari pernikahannya itu lahirlah Syarif Hidayatullah pada tahun 1448.


Sedangkan Fatahillah yang biasa disebut Faletehan atau Kyai Fathullah adalah seorang ulama dari Pasai Aceh yang hijrah ke Demak. Ia kemudian diangkat Raden Patah sebagai panglima pasukan Demak yang berangkat ke Sunda Kelapa bersama pasukan Cirebon menghadapi Portugis untuk mempertahankan pelabuhan Sunda Kelapa.

Dalam buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, disebutkan juga bahwa setelah wafatnya Sultan Trenggana, Ratu Ayu yang merupakan putri Syarif Hidayatullah menikah dengan Fatahillah. Jadi bisa dikatakan Fatahillah merupakan menantu dari Syarif Hidayatullah.

Bukti lainnya adalah makam Fatahillah yang terletak di kompleks makam Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568, sedangkan Fatahillah wafat 2 tahun setelahnya.

Jadi jelas jika Fatahillah dan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati bukan sosok yang sama.

oke, udah jelas kan guys. Jai berarti sekarang Hanum gaboleh lagi bilang Fatahillah itu Sunan Gunung Jati. Duh kawan hanum jadi kangen nih sama eyang. Pokonya nanti balik hanum mau ke makam sunan gunung jati sekalian ziarah ke makam eyang.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar